Monumen Rawa Gede
Monumen Rawa Gede
Monumen Rawa Gede
Monumen Rawa Gede
Monumen Rawa Gede
Monumen Rawa Gede
Monumen Rawa Gede
Setelah peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara, Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur. Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa perkampungan dan persawahan. Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda. Dinding luar bagian bawah dihias relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945. Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang, kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang. Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan Sampurna Raga sebanyak 181 orang. Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya, militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda. Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD. Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E Telepon: Email: Internet: Arah: Fasilitas: Jam Buka: Tutup: Tiket: Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA :)
sumber;wikipedia
Setelah
peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI,
Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini
mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di
lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun
Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara,
Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada
koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur.
Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa
perkampungan dan persawahan.
Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan
pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah
terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda.
Dinding luar bagian bawah dihias relief
yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil
bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di
daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di
lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang
dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di
belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara
Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan
proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17
melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan
melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi
empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945.
Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk
tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen
dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga
dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia
menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi
nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat
data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah
korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang,
kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan
korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang.
Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan
Sampurna Raga sebanyak 181 orang.
Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai
sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya,
militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap
yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka
ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten
Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda.
Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati
kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan
kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis,
mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen
ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi
penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah
pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta
Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas:
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id#sthash.TopeVGSH.dpuf
Setelah
peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI,
Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini
mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di
lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun
Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara,
Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada
koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur.
Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa
perkampungan dan persawahan.
Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan
pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah
terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda.
Dinding luar bagian bawah dihias relief
yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil
bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di
daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di
lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang
dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di
belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara
Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan
proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17
melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan
melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi
empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945.
Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk
tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen
dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga
dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia
menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi
nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat
data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah
korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang,
kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan
korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang.
Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan
Sampurna Raga sebanyak 181 orang.
Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai
sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya,
militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap
yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka
ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten
Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda.
Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati
kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan
kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis,
mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen
ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi
penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah
pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta
Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas:
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id#sthash.TopeVGSH.dpuf
Setelah peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara, Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur. Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa perkampungan dan persawahan.
Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda. Dinding luar bagian bawah dihias relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945.
Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang, kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang. Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan Sampurna Raga sebanyak 181 orang.
Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya, militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda.
Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta
Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas:
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id#sthash.TopeVGSH.dpuf
Setelah peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara, Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur. Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa perkampungan dan persawahan.
Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda. Dinding luar bagian bawah dihias relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945.
Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang, kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang. Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan Sampurna Raga sebanyak 181 orang.
Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya, militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda.
Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta
Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas:
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id#sthash.TopeVGSH.dpuf
Setelah peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara, Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur. Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa perkampungan dan persawahan.
Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda. Dinding luar bagian bawah dihias relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945.
Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang, kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang. Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan Sampurna Raga sebanyak 181 orang.
Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya, militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda.
Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta
Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas:
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id#sthash.TopeVGSH.dpuf
Setelah peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara, Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur. Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa perkampungan dan persawahan.
Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda. Dinding luar bagian bawah dihias relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945.
Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang, kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang. Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan Sampurna Raga sebanyak 181 orang.
Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya, militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda.
Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta
Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas:
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id#sthash.TopeVGSH.dpuf
Setelah peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara, Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur. Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa perkampungan dan persawahan.
Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda. Dinding luar bagian bawah dihias relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945.
Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang, kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang. Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan Sampurna Raga sebanyak 181 orang.
Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya, militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda.
Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta
Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas:
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id#sthash.TopeVGSH.dpuf
Setelah peristiwa Rengasdengklok yang mengantarkan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang menyimpan peristiwa tragis di Rawagede. Peristiwa ini mengilhami Chairil Anwar menulis puisi Antara Karawang Bekasi. Di lokasi terjadinya peristiwa tragis tersebut sekarang telah dibangun Monumen Rawagede. Monumen ini berada di pinggir jalan sebelah utara, Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta, tepatnya pada koordinat 06° 14' 283" Lintang Selatan dan 107° 19' 599" Bujur Timur. Komplek monumen berpagar tembok. Lingkungan di sekitar monumen berupa perkampungan dan persawahan.
Bangunan monumen yang dibangun mulai November 1995 dan diresmikan pada 12 Juli 1996 ini terdiri dua lantai. Pada ruang lantai bawah terdapat diorama peristiwa pembantaian warga oleh tentara Belanda. Dinding luar bagian bawah dihias relief yang menggambarkan peristiwa perjuangan rakyat Karawang. Khusus panil bagian belakang relief menggambarkan perjuangan rakyat Karawang di daerah Rawagede saat mempertaruhkan nyawa demi tegaknya kemerdekaan. Di lantai atas terdapat patung perunggu yang menggambarkan seorang ibu yang dipangkuannya terkulai tubuh suami dan anaknya yang tewas ditembak. Di belakang panil tersebut terdapat stela yang diisi penggalan puisi Antara Karawang Bekasi karya Chairil Anwar. Bangunan monumen melambangkan proklamasi kemerdekaan RI. Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 melambangkan tanggal 17. Denah bangunan lantai dasarbersegi delapan melambangkan bulan delapan. Bagian puncak berbentuk piramid yang terbagi empat setinggi 5 m melambangkan tahun 1945.
Di belakang bangunan monumen terdapat halaman yang fungsinya untuk tempat upacara dan juga sebagai penghubung antara bangunan monumen dengan makam pahlawan yag berada di sebelah utaranya. Halaman ini juga dimaksudkan sebagai lambang jembatan emas perjuangan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Makam pahlawan di bagian belakang diberi nama Sampurna Raga. Di samping timur jalan masuk makam pahlawan terdapat data korban peristiwa tindakan militer Belanda di Rawagede. Jumlah korban tersebut terdiri peristiwa 9 Desember 1947 sebnyak 431 orang, kurun waktu antara Januari sampai Oktober 1948 sebanyak 43 orang, dan korban pada kurun waktu Juli sampai November 1950 sebanyak 17 orang. Dari sekian korban tersebut yang dimakamkan di taman makam pahlawan Sampurna Raga sebanyak 181 orang.
Peristiwa tragis Rawagede terjadi pada 9 Desember 1947 dimulai sekitar pukul 4 subuh. Ketika itu di saat hujan turun dengan lebatnya, militer Belanda melakukan penggeledahan ke rumah-rumah penduduk. Setiap yang ditemuakn terutama laki-laki dikumpulkan di tanah lapang. Mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang yang menyembunyikan Bapak Kapten Lukas Kustaryo selaku Danki Resimen VI Jakarta. Semua warga tidak ada yang menjawab sehingga terjadi pembantaian oleh militer Belanda.
Dengan adanya monumen ini generasi penerus akan dapat menghayati kegigihan masyarakat pada waktu itu daam rangka mempertahankan kemerdekaan. Letaknya yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan berada pada lokasi peristiwa menjadikan monumen ini sangat memberi arti bagi pendidikan perjuangan kepada generasi penerus. Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
Lokasi: Dusun Rawagede, Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta
Koordinat : 06° 14' 283" S 107° 19' 599" E
Telepon:
Email:
Internet:
Arah:
Fasilitas:
Jam Buka:
Tutup:
Tiket:
Informasi Lebih Lanjut: Monumen ini sekarang dikelola oleh Yayasan Rawagede di bawah pimpinan Bapak K. Sukarman HD.
- See more at: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=171&lang=id#sthash.TopeVGSH.dpuf
0 Response to "Monumen Rawa Gede"
Post a Comment