]

Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman



Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman



Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman berada di pintu masuk kota Purwokerto dari arah barat tepatnya di sebelah timur Sungai Logawa. Monumen ini terdiri dari dua lantai. Pada lantai bawah berisi foto-foto perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta kembali sebagai ibukota Indonesia (pada saat itu) dari kolonial Belanda. Pada lantai dua berisi relief sejarah bangsa Indonesia dalam Perang Kemerdekaan 1945 dan Patung Jenderal Soedirman duduk diatas punggung kuda yang terbuat dari perunggu seberat 5,5 ton dengan tinggi 4,5 meter.


PATUNG DADA JENDERAL SUDIRMAN
RIWAYAT HIDUP DAN PERJUANGAN JENDERAL SOEDIRMAN
Terlahir dengan nama Soedirman pada hari Senin Pon tanggal 24 Januari 1916, atau dalam hitungan Jawa bertepatan dengan tanggal 18 Maulud 1846 wuku Galungan.
Pendidikan dimulai dari HIS dilanjutkan di MULO Wiworotomo di Cilacap. Aktif dalam Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan Hizbul Wathon (HW). Sekolahnya di HIK Surakarta tidak dapat dilanjutkan karena ayahnya meninggal dan kembali ke Cilacap. Sebelum bergabung dengan tentara beliau pernah menjadi guru HIS Muhammadiyah di Cilacap.
Pada masa pendudukan Jepang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (semacam DPRD) di Banyumas mewakili Cilacap. Memasuki pendidikan PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor dan kemudian menjadi Daidanco di Kroya.
Memasuki periode Perang Kemerdekaan beliau diangkat menjadi Komandan Resimen I Divisi V dengan pangkat letnan kolonel kemudian atas prestasinya yang gemilang beliau diangkat menjadi Panglima Divisi V Banyumas dengan pangkat kolonel. Dalam Konferensi Tentara Keamanan Rakyat pertama tanggal 12 November 1945 dipilih sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat.
Pada tanggal 18 November 1945 dilantik oleh Presiden Republik Indonesia menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat dengan pangkat letnan jenderal dan kemudian menjadi Panglima Besar Angkatan Republik Indonesia dengan pangkat jenderal.
Jenderal Soedirman wafat pada hari Senin Pon tanggal 29 Januari 1950 dalam usia 34 tahun. Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta tanggal 30 Januari 1950 dalam suatu upacara militer dipimpin Letkol Soeharto.
REPLIKA TANDU
TANDA JASA/KEHORMATAN NEGARA
Jasa-jasa Jenderal Soedirman selama perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan yang terkenal diantaranya:
  • Berhasil melucuti senjata Jepang dalam jumlah sangat besar di Banyumas tanpa pertumpahan darah.
  • Berhasil mengoordinir penyerangan terhadap Sekutu sehingga musuh meninggalkan Ambarawa.
  • Memimpin perang gerilya dengan satu paru-paru dari atas tandu sampai perang kemerdekaan selesai.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan dan pengorbanannya terhadap bangsa dan negara, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan tanda jasa/kehormatan negara meliputi:
  1. Bintang Republik Indonesia Adipurna
  2. Bintang Republik Indonesia Adiprana
  3. Bintang Mahaputra Adipurna
  4. Bintang Sakti
  5. Bintang Gerilya
  6. Bintang Yudha Dharma Utama
  7. Bintang Kartika Eka Paksi Utama
  8. Satyalancana Perang Kemerdekaan I
  9. Satyalancana Perang Kemerdekaan II
Disamping sebagai sarana wisata pendidikan dan sejarah, bagi para penggemar burung berkicau dapat menyalurkan hobi mengikuti lomba burung berkicau atau sekadar menyaksikan. Lomba burung berkicau ini sudah menjadi agenda rutin di Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman yang digelar setiap bulan pada minggu keempat.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA :)
Sumber: Brosur 'Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman'

0 Response to " Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman"

Trading Bitcoin